Tuesday, May 27, 2014

Kuliner harga terjangkau di singapura #singapura #sing #spore




Berencana ke Singapura dan menikmati kuliner dengan harga terjangkau? Nah, Arthur Kiong,  Chief Executive Officer  Far East Hospitality operator hotel dan pelayanan residensial ( serviced residences) merilis lokasi kuliner yang sesuai lidah orang Indonesia. Ini tempatnya :


- Swee Choon Tim-Sum (www.SweeChoon.com)

Jarak: 10 Menit / Hotel Terdekat: Village Hotel - Bugis Swee Choon Tim-Sum ( Dim Sum )Pelanggan dapat memilih untuk duduk di ruangan dengan penyejuk udara atau di ruangan terbuka.

Kedai  dibuka pukul 18.00 sore hingga 06.00 pagi mudah diakses dari pusat kota sehingga menarik kawanan pemburu kuliner tengah malam, keluarga, hingga anak muda.

Har Kao Kukus (dengan potongan udang segar di dalam), Bubur Century Egg, dan Roti Gurih Custard Telur Asin merupakan tiga dari ratusan pilihan Dim Sum dan Pao yang perlu Anda coba. Untuk dapat menikmati sajian ini, Anda hanya perlu membayar sekitar Rp 4.500 – Rp 45.000  untuk setiap porsinya.

- Old Airport Road Food Centre

Jarak: 10 Menit / Hotel Terdekat: Village Hotel - Katong

Tempat ini menjadi pusat kuliner favorit berbagai  blogger makanan. Kuliner yang ditawarkan jauh lebih lezat dengan harga yang jauh lebih murah. Penggemar tiram dan kerang akan jatuh cinta ketika mencelupkan omelet tiram dan kerang mereka ke dalam saus pedas yang menggabungkan  kenikmatan rasa asam, manis, pedas, dan gurih yang lezat.

Berbagi pilihan olahan Nasi, Bakso Ikan Goreng dan Panggang, dan ratusan pilihan olahan Mie juga dapat Anda temukan. Buka untuk makan siang hingga tengah malam, surga kuliner ini dapat Anda nikmati dengan harga antara  Rp9.000 – Rp90.000 sangat layak untuk dicoba!

-  Curry Times (www.CurryTimes.com.sg)

Jarak: 3 Menit / Hotel Terdekat: Oasia Hotel

Tempat yang satu ini akan sangat berkesan bagi pecinta budaya dan sejarah dengan nuansa yang akan membawa pengunjung kepada kedai khas Cina tempo dulu (namun dengan tambahan
penyejuk udara yang nyaman), dilengkapi dengan meja marmer dan kursi kayu. Roti Kari, Kari Ayam, Potongan Kari Ikan Gurih merupakan beberapa pilihan hidangan spesial yang dapat Anda
coba.

Jika Anda bukan penggemar makanan pedas, Anda pun dapat memilih tingkat kepedasan yang sesuai dengan selera Anda.Sebelum meninggalkan kedai ini, jangan lupa untuk mengambil sekantong kudapan
biskuit cuma-cuma yang dibuat dengan campuran kari yang menggiurkan. Curry Times
buka setiap hari mulai pukul 7.00 pagi hingga 9.30 malam. Dengan harga  di bawah Rp100.000 Anda dapat memanjakan lidah Anda dengan semangkuk Kari terbaik.

-  Food Opera (www.FoodRepublic.com.sg/stores/Ion-Orchard)

Jarak: 10 Menit / Hotel Terdekat: Ouincy Hotel

Ide di balik pembuatan Food Opera adalah untuk membawa berbagai sajian kuliner yang ditawarkan pedagang kaki lima ke pusat kota, dengan nuansa elegan yangdilengkapi dengan perabotan dan dekorasi yang eksentrik. Dengan 26 kedai termasuk 4 restoran kecil, Food Opera menawarkan pencinta kuliner berbagai jenis pilihan makanan lokal seperti Mie Daging Sapi Scotts, Mie Udang Goreng Hokkien Yong Heng, dan Nasi Bebek Panggang Luk Yu Teahouse and Restaurant yang termasyur.

Orchard Road bukan merupakan surga kuliner, dan Food Opera merupakan satu dari pusat kuliner terbaik di daerah ini. Dibandrol dengan harga antara  Rp30.000 – Rp120.000 , bersiaplah
untuk tenggelam dalam kelezatan di surga kuliner ini! Buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Mana lagi di Orchard Road Anda dapat menemukan lokasi pusat kuliner yang strategis dan nyaman?

-   Food for Thought (www.FoodForThought.com)

Jarak: 6 Menit / Hotel Terdekat: Rendezvous Hotel

Kafe ini menawarkan konsep unik dengan teknologi mutakhir, menyediakan sistem swa-layan yang memungkinkan pelanggan untuk memesan dan membayar di kasir tanpa petugas dan nantinya pelayan akan langsung mengantarkan pesanan ke meja Anda.

Dengan harga  di bawah Rp 200.000  Anda dan kerabat dapat mencicipi berbagai pilihan kuliner yang menggiurkan mulai dari hidangan Barat hingga masakan khas Singapurayang spesial.


Sumber: tribunnews

Tuesday, May 13, 2014

Matematika vs Mengantri

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.

Inilah jawabannya:


Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”

”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”

  • Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
  • Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
  • Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
  • Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
  • Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
  • Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
  • Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
  • Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
  • Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
  • Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
  • Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
  • Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. 

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

  • Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”
  • Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
  • Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
  • Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.

dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?

Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?

Ah sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?

Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik...