Sunday, June 22, 2008

ayah......, maafkan aku

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar

meninggalkan anak-anak

Diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja.

Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun.

Sendirian IA di rumah Dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk

bekerja di dapur.

Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya,

Ataupun memetik bunga Dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu Hari dia melihat sebatang paku karat. Dan IA pun mencoret lantai

tempat Mobil ayahnya

Diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan.

Dicobanya lagi pada Mobil baru ayahnya. Ya... Karena Mobil itu bewarna

gelap, Maka coretannya tampak jelas.

Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah Dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet.

Setelah sebelah kanan Mobil sudah penuh coretan maka IA beralih ke sebelah kiri Mobil.

Dibuatnya gambar ibu Dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing Dan lain Sebagainya mengikut imaginasinya.

Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh is pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat Mobil yang

baru setahun

Dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya.

Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit,

"Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan

itu berlari keluar.

Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan '

Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang Hari,

Apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya

Dengan penuh manja dia berkata "Linda yg membuat gambar itu ayahhh..

Cantik ... Kan !" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti

biasa..

Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil

Dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya.

Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus

ketakutan.

Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui Dan merasa puas

dengan hukuman

Yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa...

si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan Dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.

Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut

menggendong Anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan Dan belakang tangan si anak kecil

luka2 Dan berdarah.

Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, Dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu Terkena air..

Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.

si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak.

Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya.

Tiga Hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu,

Meski setiap Hari bertanya kepada pembantu rumah. "Linda demam, Bu"...jawab

pembantunya

Ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab is ibu.

Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya.

Saat dilihat anaknya Linda dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk Hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Linda terlalu panas.

"Sore nanti Kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu

Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik.

Dokter mengarahkan agar IA dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius.

Setelah beberapa Hari di rawat inap dokter memanggil bapak Dan ibu anak itu.

"Tidak Ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua

tangan anak itu

Dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah Dan infeksi akut...

"Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus

dipotong

Dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak Dan ibu bagaikanterkena

halilintar mendengar

Kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan

lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati Dan lelehan air Mata

isterinya,

Si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan.

Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis,

Si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya

berbalut kasa putih.

Ditatapnya muka ayah Dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah.

Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit,

si anak bersuara dalam lina ngan air Mata. "Ayah.. Ibu... Linda tidak akan

melakukannya lagi....

Linda tak mau lagi ayah pukul. Linda tak mau jahat lagi... Linda sayang ayah.. Sayang ibu.",

Katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.

"Linda juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah,

sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Linda. Untuk apa diambil.. Linda janji tidak akan mengulanginya lagi!

Bagaimana caranya Linda mau makan nanti?... Bagaimana Linda mau bermain nanti?

...

Linda janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang.

Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya.

Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat

menahannya.

Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin

sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi...,

Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar

bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

No comments: