Cerita cinta Anda dan si dia mungkin sudah berlalu beberapa tahun silam. Saat ini Anda belum menemukan tambatan hati. Meski begitu hidup berlanjut.
Baru-baru ini Anda menghadiri sebuah perhelatan yang mempertemukan Anda dan si dia kembali. Usai tukar kabar, ternyata sekarang dia sedang sendiri. Tampaknya ada kesempatan. Dalam lubuk hati terdalam, Anda masih memegang harapan untuk kembali padanya. Apakah Anda akan mengambil 'kesempatan' itu?
Lou Paget, AASECT Certified Sex Educator, dan pengarang buku The Great Lover Playbook mengatakan, “Mulailah menera ulang, alasan utama mengapa hubungan Anda dan dia terputus.”
Ada beberapa situasi dan kondisi yang merupakan tanda-tanda Anda sebaiknya tidak kembali padanya. Jika ia adalah seorang yang kasar, secara fisik dan verbal, sudah tak perlu pikir-pikir, jangan pernah kembali padanya.
Jika menyangkut perselingkuhan yang ia lakukan, tanyakan pada diri Anda, mungkinkah Anda bisa 100 persen kembali percaya padanya? Jika Anda bisa melupakannya, maka tak apa. Jika Anda akan merasa tak nyaman bersamanya, dan curiga tiada henti, lupakanlah.
Kadang ada hubungan yang terputus karena situasi. Mungkin salah satu dari Anda harus pindah lokasi kerja, sementara yang satu tak bisa ikut. Tanyakan pada diri Anda, apakah akan ada keuntungan jika mencoba untuk kembali ketimbang tak pernah mencoba sama sekali? Namun, jangan biarkan penyesalan menjadi satu-satunya motivasi.
Dengan putusnya hubungan sekian lama, Anda makin bisa memilah dan memikirkan kembali bagaimana hubungan Anda dan dia sebenarnya. Pastikan Anda tak hanya mengingat masa menyenangkannya saja, tapi juga ketika keadaan berubah menyakitkan di masa lalu.
Jika setelah ditimbang dan diputuskan, Anda akan lebih baik untuk kembali padanya, berikut adalah 5 tips untuk kembali padanya:
1. Pendapat orang yang dipercaya
Entah itu ibu, sahabat, atau siapa pun yang Anda bisa percayai, tanyakan pendapatnya jika Anda kembali padanya. Mereka yang ingin melihat Anda bahagia akan menilai apakah Anda bahagia saat bersama dia atau justru sedih terus.
2. Dengarkan isi hati Anda
Kembali bersama si dia mungkin adalah solusi yang mudah dan ada di depan mata. Namun, ketika isi hati dan isi kepala tidak menyatu, Anda hanya menunggu terjadinya bencana.
3. Hubungi dia
Jika Anda memulai hubungan percintaan pada awalnya secara baik-baik, dan memutuskan hubungan juga dengan baik-baik, tak ada salahnya untuk bersahabat, kan? Bagaimanapun, Anda dan si dia adalah dua orang yang saling mengenal, dan pernah saling menyayangi. Bukan serta merta ia menjadi orang asing yang tak lagi dikenal. Jika memungkinkan, Anda dan dia sama-sama single, mengapa tak mencoba untuk menjalin kembali hubungan? Jika tak bisa berhubungan sebagai pasangan, siapa tahu dia adalah sahabat yang Anda cari selama ini.
4. Bertemu
Jika Anda sudah menelepon dan ia pun mau, rencanakan pertemuan untuk bincang-bincang. Bisa untuk mengenang masa lalu atau sekadar menanyakan kabar terbarunya. Siapa tahu jalinan persahabatan ini bisa kembali dibuka.
5. Jangan lupakan siapa diri Anda
Hargai siapa diri Anda. Siapa pun membuat Anda harus mengorbankan segalanya untuk bersamanya, mungkin tak pantas untuk bersama Anda. Siapa pun di dunia ini memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki kehidupannya sendiri. Ketika Anda memiliki kemungkinan untuk menjalani mimpi, sementara si dia tak memperbolehkan, pertimbangkan, mana yang ingin Anda jalani dengan memikirkan masa depan Anda sendiri.
6. Buat pernyataan
Jika Anda sebenarnya sudah mendapat sinyal-sinyal kecil bahwa si dia pun masih ada ketertarikan pada Anda, tapi sinyalnya terlalu lemah, buatlah pernyataan. Jika si dia adalah tipe pemikir yang intelektual, buatlah surat cinta tulisan tangan Anda sendiri. Atau gunakan hukum “Jalan menuju hati seorang pria adalah melalui perutnya,” dan panggangkan kue brownie atau makanan kegemarannya.
Begitu Anda berhasil kembali padanya, perlu diingat, untuk tidak mengingat siapa dan apa yang sudah berlaku ketika Anda dan dia putus. Mungkin ia dan Anda pernah bersama orang lain, jangan diungkit-ungkit lagi. Mulailah kembali dengan dasar yang bersih. Ciptakan visi yang sama.
Ingatlah, bahwa ketika Anda kembali bersamanya, Anda tak hanya belajar banyak tentang manusia lain, tapi juga belajar mengenai siapa diri Anda yang sebenarnya. Ciptakan hubungan yang lebih baik di kesempatan yang kedua ini, belajarlah dari kesalahan lampau. Tanyakan: Apakah Anda membuat pasangan Anda orang yang terpenting di hidup Anda? Atau Anda hanya butuh teman saja? Memutuskan kembali bersama mantan bisa jadi hal yang menyehatkan, jika Anda berdua bahagia. Sebuah hubungan menjadi tidak sehat, jika hubungan tersebut tidak membuat Anda merasa nyaman dan bahagia.
No comments:
Post a Comment