Jakarta - BlackBerry bisa diibaratkan pisau bermata ganda. Di satu sisi sangat membantu produktivitas, namun di sisi lain bisa juga sebaliknya. Dengan berbagai potensi dampak negatif BlackBerry, maka tips dan trick yang harus diutamakan adalah bagaimana menggunakan perangkat ini secara bijak.
Dimitri Mahayana, Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, mengungkapkan efek negatif itu sangat potensial jika mengingat penduduk yang sudah familiar dengan internet di Indonesia diperkirakan mencapai 100 juta orang nantinya.
Survei Sharing Vision kepada 101 responden di Bandung dan Jakarta April 2008 lalu menunjukkan 38% respoden di dua kota itu mengakses layanan internet dari ponselnya masing-masing.
"Bila melihat mobilitas masyarakat Indonesia yang kian tinggi, maka internet ponsel itu memang sangat potensial. Karena itu, perlu diperhatikan etika penggunaan sejak awal agar tidak kontraproduktif," begitu katanya seperti dikutip detikINET, Jumat (24/4/2009).
Nah, agar tak terjebak dalam stigma negatif, ada baiknya beberapa beberapa tips dan trick praktis tentang etika ber-BlackBerry ala Dimitri ini kita simak:
a. Jangan gunakan BlackBerry saat sarapan atau makan malam dengan keluarga
b. Jangan gunakan BlackBerry ketika mengendarai mobil (sekalipun sedang dalam pemberhentian lampu merah), menyeberang jalan, atau kegiatan apa pun yang butuh konsentrasi tinggi.
c. Jangan biasakan memulai hari dengan mengecek BlackBerry. Anda lebih baik bersantai dengan keluarga, sebelum nantinya kecanduan.
d. Jangan sembunyikan kebiasaan dalam menggunakan BlackBerry dalam keluarga. Jika Anda merasa seseorang akan marah dengan kebiasaan, maka itu tanda kebiasaan Anda telah salah.
e. Tegaskan waktu yang sama sekali tidak boleh mengakses BlackBerry misalnya saat menghadiri kegiatan anak di sekolah, menjelang waktu mendongeng bagi anak, dst.
f. Secara perlahan, informasikan kepada kolega dan kenalan Anda bahwa mulai jam tertentu di luar jam kantor, ponsel akan dimatikan guna beristirahat dengan keluarga.
g. Saat sampai rumah, lakukan ritual yang menjauhkan diri dari iklim kerja semisal menonton DVD, menyalakan musik dalam temaram lilin, sehingga beban kerja di BlackBerry terlupakan.
Artikel ini juga terangkum apik dalam buku "BlackBerry for Everyone" karya perdana Muhammad Sufyan, seorang jurnalis telekomunikasi yang berdomisili di Bandung.
source detiknet
No comments:
Post a Comment