Adakah diantara Anda yang pernah merasa karirnya berjalan di tempat?
Seperti apa rasanya itu? Membosankan. Mengecewakan. Dan yang jelas jauh
sekali dari apa yang diharapkan. Tidak jarang kita merasa frustrasi
karena setelah bertahun-tahun karir ini kok tidak naik-naik. Lalu
mencari-cari peluang di tempat lain, siapa tahu ada yang mau menawari
jabatan yang lebih tinggi. Maka setelah itu, keseharian kerja kita
diwarnai dengan hunting kesana kemari. Bolehkah seperti itu? Ya
boleh-boleh saja. Namun sebelum kita memulai perburuan itu, sebaiknya
kita memahami bahwa meskipun karir seseorang jalan ditempat; itu tidak
berarti dia buruk. Ada kondisi dimana jalan ditempatnya seseorang itu
justru sangat bagus untuk dirinya. Intinya; kita boleh berada pada
tempat yang sama dengan orang lain. Namun, nilai kita tidak selalu sama
dengan mereka. Apakah pencapaian yang Anda buat sudah lebih baik
dibandingkan orang lain yang selama ini berada di kantor yang sama?
Selain
saya, ada belasan orang lainnya yang sedang berolah raga dengan mesin
treadmill. Diantara mereka, ada yang berjalan pelan sekali. Ada pula
yang berlari dengan kecepatan tinggi. Ada yang sudah berkeringat sedari
tadi, ada juga yang tetap kering meskipun sudah mulai lebih awal.
Setelah diperhatikan, ternyata kondisi ruang treadmill itu mirip kantor
kita. Di kedua tempat itu ada kesaman ini; Secara fisik setiap orang
tetap berada ditempatnya, namun pencapaian pribadinya berbeda satu sama
lain. Di mesin tredmill, tidak masalah sudah sejauh apa Anda berjalan;
Anda tetap saja berada disitu. Di kantor, tidak jadi soal sudah seberapa
banyak pencapaian yang Anda buat; Anda tetap berada disana. Jadi,
ketika posisi kita tidak kunjung berubah; itu bukan pertanda buruk pada
karir kita. Seperti para pengguna mesin treadmill itu. Mereka tetap
disana, tapi terus bergerak hingga menempuh jarak yang cukup jauh. Meski
jalan ditempat, jantung mereka terus berlatih. Itulah yang menjadikan
mesin treadmill itu manfaat besar bagi dirinya. Bagi Anda yang tertarik
menemani saya belajar mengembangkan karir meski sepertinya sedang jalan
ditempat, saya ajak memulainya dengan memahami dan menerapkan 5 sudut
pandang Natural Intelligence (NatIn), berikut ini:
1. MAXIMALKAN ENERGY ANDA
Kucurkan sebanyak mungkin keringat. Pengalaman kerja sekian tahun,
sering menjadi prasyarat dalam sebuah proses rekrutment. Namun faktanya,
banyak orang yang telah bekerja bertahun-tahun tetapi kalah kualitas
oleh anak kemarin sore yang gigih. Masa kerja mungkin penting. Tapi
lebih penting lagi adalah; bagaimana kita menjalani masa kerja itu.
Banyak orang yang bekerja sudah lama, tapi kualitasnya ya
begitu-begitu
saja sih. Ada juga orang yang masa kerjanya masih pendek, namun berani
memeras keringat. Dia bekerja dengan penuh totalitas. Seperti
orang-orang di mesin treadmill. Ada yang menghabiskan waktu lama sekali
diatas mesin treadmill. Tapi bajunya tetap kering. Ada juga orang yang
melakukannya sebentar saja, mungkin hanya 10 atau 20 menit. Namun,
keringat yang mereka kucurkan jauh lebih banyak dari orang yang lebih
lama melakukannya. Keringat itu melambangkan kerja keras dan dedikasi.
Jangan sampai terjebak oleh masa kerja yang lama, padahal dedikasinya
rendah. Tapi, dedikasikanlah sebanyak mungkin kapasitas diri Anda kepada
pekerjaan. Maka cepat atau lambat, Anda pun akan mengeluarkan banyak
keringat. Di mesin treadmill, keringat menentukan jumlah kalori yang
dibakar. Di kantor, keringat Anda menentukan karir seperti apa yang
kelak akan Anda dapat.
2. MELALUKAN LEBIH DARI ORANG LAIN
Kerjakan tugas-tugas yang
berbobot. Diatas mesin treadmill, jarak tempuh bukanlah sesuatu yang
teramat penting. Efektivitas pembakaran meningkat berkali-kali lipat
jika Anda bejalan di landasan yang menanjak. Terasa berat? Memang. Tapi
begitulah caranya jika Anda ingin mendapatkan hasil optimal. Masalahnya,
kita kan lebih suka berjalan santai. Di kantor juga sama. Kita selalu
kepingin untuk kerja santai, kan? Kalau kerja berat? hoho, entar dulu
deh. Ngapain mesti kerja berat kayak gitu. Kerja nyantai kayak gini aja
nggak apa-apa kok. Memang tidak apa-apa. Tidak ada orang yang bakal
bawel soal cara Anda berjalan di mesin treadmill kok. Masalahnya, hasil
yang didapat oleh orang yang jalan santai dengan orang yang jalan
dilandasan menanjak itu jauh berbeda sekali. Ingin hasil yang banyak?
Lakukan pekerjaan yang berbobot tinggi. Ah, sama aja kok. Nyantai dapet
segini. Yang giat juga segini-gini aja. Anda hanya berpikir jangka
pendek jika demikian. Sebab faktanya, orang-orang yang rajin melatih
diri untuk mengerjakan tugas-tugas yang berbobot tinggi punya peluang
lebih besar untuk sukses dimasa depannya. Mungkin tidak dikantor Anda.
Tapi dilirik oleh perusahaan lain yang sadar tentang betapa langka dan
berharganya, talenta yang benar-benar bagus.
3. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
Kombinasikan kecepatan dengan keakuratan. Orang latihan di treadmill itu
macam-macam. Ada yang jalan santai. Ada juga yang lari cepat. Ada juga
yang sedang. Anda pasti paham cara mana yang punya efek besar membakar
kalori dan melatih jantung. Di kantor juga sama. Ada orang yang
lemmmoooooot
banget. Ada yang sigap. Ada yang cepat. Mana yang paling
bernilai? Ingat, premis dunia bisnis menyatakan bahwa waktu adalah uang.
Maka kecepatan, bisa menjadi faktor keunggulan. Tapi, kecepatan itu
mesti dikombinasikan dengan keakuratan. Mengapa? Karena tidak ada
artinya Anda bekerja cepat jika tidak akurat. Jika Anda cepat dalam
bekerja, lalu atasan Anda mengembalikan pekerjaan itu karena ada
kesalahan, maka itu bukan cepat namanya. Melainkan, parah banget
lambatnya. Kenapa? Karena ketidakakuratan itu menyebabkan pekerjaan
atasan Anda tertunda, ada waktu koreksi pertama yang terbuang percuma,
ada masa tunggu untuk koreksi di meja Anda, lalu ada waktu koreksi kedua
yang mesti dilakukan atasan Anda. Walhasil, total waktu penyelesaian
jadi bertambah berkali-kali lipat. Makanya, belajarlah untuk bekerja
cepat dan akurat. Supaya nilai Anda semakin meningkat.
4. RITME DAN KONSISTENSI
Atur irama dan porsinya. Saya sudah berjalan sekitar 15 menit.
Sekarang, keringat bercucuran disekujur tubuh. Seseorang datang dan
menggunakan mesin treadmill yang kosong. Meskipun tidak ingin mengintip,
tapi mata ini bisa menangkap setting kecepatan yang dipilihnya. Level
9. Orang itu pun berlari diatasnya. Satu menit kemudian, dia sudah
ngos-ngosan. Lalu menurunkan kecepatan ke level 3. Kita, sering
menggebu-gebu saat mulai bekerja. Tapi, segera melempem beberapa saat
kemudian. Disaat orang lain masih bekerja penuh semangat setelah puluhan
atau belasan tahun karirnya. Lha, kita sudah loyo padahal baru satu
atau dua tahun saja disana. Padahal, hasil optimal treadmill didapat
ketika kita mengatur beban dan kecepatan dari mulai yang rendah
misalnya dari level 3 naik terus secara bertahap misalnya sampai
level 9. Bukan sebaliknya. Di kantor juga sama. Kita mesti mengatur
perkembangan kualitas kerja kita untuk terus bertumbuh. Bukan malah
menurun. Kebanyakan orang, semakin hari etos dan kinerjanya semakin
menurun. Dan hanya sedikit yang semakin menanjak naik. Makanya, yang
posisinya naik juga tidak banyak kan? So, belajarlah mengatur performa
kerja Anda supaya semakin lama, menjadi semakin baik.
5. MENCINTAI APA YANG KAMU KERJAKAN
Have fun, Coy! Hampir 100% orang yang berjalan di mesin treadmill hari
itu mengenakan earphone. Begitu juga dengan hari-hari yang lainnya. Saya
juga melakukannya. Ajaib sekali. Tubuh ini tidak merasa lelah ketika
melangkah sambil mendengarkan musik asyik. Apalagi kalau di screen tivi
sedang ada tayangan seru. Tak terasa, sudah menempuh beberapa kilometer.
Begitu pula dengan kehidupan kerja kita. Ketika melakukannya dengan
senang hati, nyaris tidak terasa lelah dan penatnya. Enjoy aja. Jam
makan siang saja sering terlewat. Tahu-tahu lampu ruang kerja orang lain
sudah pada dimatikan. Oh, sudah waktunya pulang. Begitulah. Ketika kita
berhasil menikmati proses dalam pekerjaan. Kita bisa menyelesaikan
lebih banyak tugas. Tanpa sedikitpun merasa lelah. Suatu ketika saya
ketinggalan ear phone. Jadi tidak bisa mendengarkan musik atau dialog
film yang ditayangakan didepan mata. Oh, betapa beratnya latihan ini.
Kecepatan 6 km/jam dengan gradient 3 saja terasa sangat berat. Pengennya
langsung berhenti saja. Begitu juga jika kita sudah kehilangan
kegembiraan dalam bekerja. Kita, tidak akan memiliki gairah untuk
menempuh jarak yang cukup jauh. So, have fun while your work, Coy!. And
you, will get better results.
kita semua ingin
agar karir terus menanjak naik. Namun, realitasnya tidak selalu begitu.
Tidak usah kecewa jika Anda tengah memasuki periode seperti itu.
Karena, kita tahu; ada saat yang tepat untuk segala sesuatu. Yang paling
penting adalah, bagaimana caranya agar kita terus menerus gigih melatih
diri. Seperti orang-orang di mesin treadmill itu melatih kekuatan
jantungnya. Karena jantung adalah motor penggerak sekujur tubuhnya. Maka
gigihlah untuk terus melatih keterampilan Anda. Karena keterampilan
itulah yang menjadi motor penggerak seluruh karir Anda. Kelak, jika
kesempatan itu tiba. Mudah-mudahan Anda sudah siap sehingga layak
mendapatkannya. Jangan sampai ketika kesempatan itu datang, eh, Anda
belum mempunyai kualifikasi yang memadai. Tidak usah berkecil hati
dengan hasilnya yang belum juga terlihat. Karena tidak ada usaha yang
sia-sia. Dan karena apa yang kita dapatkan kelak, sangat ditentukan oleh
apa yang kita lakukan sekarang. Persis seperti firman Tuhan dalam surah
53 ayat 39 ini: Dan setiap manusia, hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya. Ingin karir yang lebih baik? Ini resepnya: lakukan usaha
yang lebih baik. Sekarang.
Wednesday, January 9, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment