Wednesday, January 9, 2013

Karir Jalan Ditempat

Adakah diantara Anda yang pernah merasa karirnya berjalan di tempat? Seperti apa rasanya itu? Membosankan. Mengecewakan. Dan yang jelas jauh sekali dari apa yang diharapkan. Tidak jarang kita merasa frustrasi karena setelah bertahun-tahun karir ini kok tidak naik-naik. Lalu mencari-cari peluang di tempat lain, siapa tahu ada yang mau menawari jabatan yang lebih tinggi. Maka setelah itu, keseharian kerja kita diwarnai dengan ‘hunting’ kesana kemari. Bolehkah seperti itu? Ya boleh-boleh saja. Namun sebelum kita memulai perburuan itu, sebaiknya kita memahami bahwa meskipun karir seseorang jalan ditempat; itu tidak berarti dia buruk. Ada kondisi dimana jalan ditempatnya seseorang itu justru sangat bagus untuk dirinya. Intinya; kita boleh berada pada tempat yang sama dengan orang lain. Namun, nilai kita tidak selalu sama dengan mereka. Apakah pencapaian yang Anda buat sudah lebih baik dibandingkan orang lain yang selama ini berada di kantor yang sama?



Selain saya, ada belasan orang lainnya yang sedang berolah raga dengan mesin treadmill. Diantara mereka, ada yang berjalan pelan sekali. Ada pula yang berlari dengan kecepatan tinggi. Ada yang sudah berkeringat sedari tadi, ada juga yang tetap kering meskipun sudah mulai lebih awal. Setelah diperhatikan, ternyata kondisi ruang treadmill itu mirip kantor kita. Di kedua tempat itu ada kesaman ini; “Secara fisik setiap orang tetap berada ditempatnya, namun pencapaian pribadinya berbeda satu sama lain.” Di mesin tredmill, tidak masalah sudah sejauh apa Anda berjalan; Anda tetap saja berada disitu. Di kantor, tidak jadi soal sudah seberapa banyak pencapaian yang Anda buat; Anda tetap berada disana. Jadi, ketika posisi kita tidak kunjung berubah; itu bukan pertanda buruk pada karir kita. Seperti para pengguna mesin treadmill itu. Mereka tetap disana, tapi terus bergerak hingga menempuh jarak yang cukup jauh. Meski jalan ditempat, jantung mereka terus berlatih. Itulah yang menjadikan mesin treadmill itu manfaat besar bagi dirinya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar mengembangkan karir meski sepertinya sedang jalan ditempat, saya ajak memulainya dengan memahami dan menerapkan 5 sudut pandang Natural Intelligence (NatIn™), berikut ini:



1. MAXIMALKAN ENERGY ANDA
 Kucurkan sebanyak mungkin keringat. Pengalaman kerja sekian tahun, sering menjadi prasyarat dalam sebuah proses rekrutment. Namun faktanya, banyak orang yang telah bekerja bertahun-tahun tetapi kalah kualitas oleh anak kemarin sore yang gigih. Masa kerja mungkin penting. Tapi lebih penting lagi adalah; bagaimana kita menjalani masa kerja itu. Banyak orang yang bekerja sudah lama, tapi kualitasnya ya… begitu-begitu saja sih. Ada juga orang yang masa kerjanya masih pendek, namun berani memeras keringat. Dia bekerja dengan penuh totalitas. Seperti orang-orang di mesin treadmill. Ada yang menghabiskan waktu lama sekali diatas mesin treadmill. Tapi bajunya tetap kering. Ada juga orang yang melakukannya sebentar saja, mungkin hanya 10 atau 20 menit. Namun, keringat yang mereka kucurkan jauh lebih banyak dari orang yang lebih lama melakukannya. Keringat itu melambangkan kerja keras dan dedikasi. Jangan sampai terjebak oleh masa kerja yang lama, padahal dedikasinya rendah. Tapi, dedikasikanlah sebanyak mungkin kapasitas diri Anda kepada pekerjaan. Maka cepat atau lambat, Anda pun akan mengeluarkan banyak keringat. Di mesin treadmill, keringat menentukan jumlah kalori yang dibakar. Di kantor, keringat Anda menentukan karir seperti apa yang kelak akan Anda dapat.



2. MELALUKAN LEBIH DARI ORANG LAIN
 Kerjakan tugas-tugas yang berbobot. Diatas mesin treadmill, jarak tempuh bukanlah sesuatu yang teramat penting. Efektivitas pembakaran meningkat berkali-kali lipat jika Anda bejalan di landasan yang menanjak. Terasa berat? Memang. Tapi begitulah caranya jika Anda ingin mendapatkan hasil optimal. Masalahnya, kita kan lebih suka berjalan santai. Di kantor juga sama. Kita selalu kepingin untuk kerja santai, kan? Kalau kerja berat? hoho, entar dulu deh. “Ngapain mesti kerja berat kayak gitu. Kerja nyantai kayak gini aja nggak apa-apa kok.” Memang tidak apa-apa. Tidak ada orang yang bakal bawel soal cara Anda berjalan di mesin treadmill kok. Masalahnya, hasil yang didapat oleh orang yang jalan santai dengan orang yang jalan dilandasan menanjak itu jauh berbeda sekali. Ingin hasil yang banyak? Lakukan pekerjaan yang berbobot tinggi. “Ah, sama aja kok. Nyantai dapet segini. Yang giat juga segini-gini aja.” Anda hanya berpikir jangka pendek jika demikian. Sebab faktanya, orang-orang yang rajin melatih diri untuk mengerjakan tugas-tugas yang berbobot tinggi punya peluang lebih besar untuk sukses dimasa depannya. Mungkin tidak dikantor Anda. Tapi dilirik oleh perusahaan lain yang sadar tentang betapa langka dan berharganya, talenta yang benar-benar bagus.



3. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
 Kombinasikan kecepatan dengan keakuratan. Orang latihan di treadmill itu macam-macam. Ada yang jalan santai. Ada juga yang lari cepat. Ada juga yang sedang. Anda pasti paham cara mana yang punya efek besar membakar kalori dan melatih jantung. Di kantor juga sama. Ada orang yang lemmmoooooot… banget. Ada yang sigap. Ada yang cepat. Mana yang paling bernilai? Ingat, premis dunia bisnis menyatakan bahwa waktu adalah uang. Maka kecepatan, bisa menjadi faktor keunggulan. Tapi, kecepatan itu mesti dikombinasikan dengan keakuratan. Mengapa? Karena tidak ada artinya Anda bekerja cepat jika tidak akurat. Jika Anda cepat dalam bekerja, lalu atasan Anda mengembalikan pekerjaan itu karena ada kesalahan, maka itu bukan cepat namanya. Melainkan, parah banget lambatnya. Kenapa? Karena ketidakakuratan itu menyebabkan pekerjaan atasan Anda tertunda, ada waktu koreksi pertama yang terbuang percuma, ada masa tunggu untuk koreksi di meja Anda, lalu ada waktu koreksi kedua yang mesti dilakukan atasan Anda. Walhasil, total waktu penyelesaian jadi bertambah berkali-kali lipat. Makanya, belajarlah untuk bekerja cepat dan akurat. Supaya nilai Anda semakin meningkat.



4. RITME DAN KONSISTENSI
 Atur irama dan porsinya. Saya sudah berjalan sekitar 15 menit. Sekarang, keringat bercucuran disekujur tubuh. Seseorang datang dan menggunakan mesin treadmill yang kosong. Meskipun tidak ingin mengintip, tapi mata ini bisa menangkap setting kecepatan yang dipilihnya. Level 9. Orang itu pun berlari diatasnya. Satu menit kemudian, dia sudah ngos-ngosan. Lalu menurunkan kecepatan ke level 3. Kita, sering menggebu-gebu saat mulai bekerja. Tapi, segera melempem beberapa saat kemudian. Disaat orang lain masih bekerja penuh semangat setelah puluhan atau belasan tahun karirnya. Lha, kita sudah loyo padahal baru satu atau dua tahun saja disana. Padahal, hasil optimal treadmill didapat ketika kita mengatur beban dan kecepatan dari mulai yang rendah – misalnya dari level 3 – naik terus secara bertahap – misalnya sampai level 9. Bukan sebaliknya. Di kantor juga sama. Kita mesti mengatur perkembangan kualitas kerja kita untuk terus bertumbuh. Bukan malah menurun. Kebanyakan orang, semakin hari etos dan kinerjanya semakin menurun. Dan hanya sedikit yang semakin menanjak naik. Makanya, yang posisinya naik juga tidak banyak kan? So, belajarlah mengatur performa kerja Anda supaya semakin lama, menjadi semakin baik.



5. MENCINTAI APA YANG KAMU KERJAKAN
  Have fun, Coy! Hampir 100% orang yang berjalan di mesin treadmill hari itu mengenakan earphone. Begitu juga dengan hari-hari yang lainnya. Saya juga melakukannya. Ajaib sekali. Tubuh ini tidak merasa lelah ketika melangkah sambil mendengarkan musik asyik. Apalagi kalau di screen tivi sedang ada tayangan seru. Tak terasa, sudah menempuh beberapa kilometer. Begitu pula dengan kehidupan kerja kita. Ketika melakukannya dengan senang hati, nyaris tidak terasa lelah dan penatnya. Enjoy aja. Jam makan siang saja sering terlewat. Tahu-tahu lampu ruang kerja orang lain sudah pada dimatikan. Oh, sudah waktunya pulang. Begitulah. Ketika kita berhasil menikmati proses dalam pekerjaan. Kita bisa menyelesaikan lebih banyak tugas. Tanpa sedikitpun merasa lelah. Suatu ketika saya ketinggalan ear phone. Jadi tidak bisa mendengarkan musik atau dialog film yang ditayangakan didepan mata. Oh, betapa beratnya latihan ini. Kecepatan 6 km/jam dengan gradient 3 saja terasa sangat berat. Pengennya langsung berhenti saja. Begitu juga jika kita sudah kehilangan kegembiraan dalam bekerja. Kita, tidak akan memiliki gairah untuk menempuh jarak yang cukup jauh. So, have fun while your work, Coy!. And you, will get better results.



kita semua ingin agar karir terus menanjak naik. Namun, realitasnya tidak selalu begitu. Tidak usah kecewa jika Anda tengah memasuki periode seperti itu. Karena, kita tahu; ada saat yang tepat untuk segala sesuatu. Yang paling penting adalah, bagaimana caranya agar kita terus menerus gigih melatih diri. Seperti orang-orang di mesin treadmill itu melatih kekuatan jantungnya. Karena jantung adalah motor penggerak sekujur tubuhnya. Maka gigihlah untuk terus melatih keterampilan Anda. Karena keterampilan itulah yang menjadi motor penggerak seluruh karir Anda. Kelak, jika kesempatan itu tiba. Mudah-mudahan Anda sudah siap sehingga layak mendapatkannya. Jangan sampai ketika kesempatan itu datang, eh, Anda belum mempunyai kualifikasi yang memadai. Tidak usah berkecil hati dengan hasilnya yang belum juga terlihat. Karena tidak ada usaha yang sia-sia. Dan karena apa yang kita dapatkan kelak, sangat ditentukan oleh apa yang kita lakukan sekarang. Persis seperti firman Tuhan dalam surah 53 ayat 39 ini: “Dan setiap manusia, hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” Ingin karir yang lebih baik? Ini resepnya: lakukan usaha yang lebih baik. Sekarang.

No comments: